Read more: http://pkt-studio.blogspot.com/2012/03/untuk-mencari-tutorial-cara-membuat.html#ixzz1yd6Hmdnt
Read more: http://pkt-studio.blogspot.com/2012/03/untuk-mencari-tutorial-cara-membuat.html#ixzz1yd6T3ElW

Kamis, 11 Oktober 2012

habib munzir sang juru dahwah yang yang lembut

Berkat keberadaan juru dakwah seperti Habib Munzir, dukungan yang diberikan kepada kaum Islam radikal berkurang. Dalam jajak pendapat oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) bulan Juni, hanya 15% responden memilih partai politik (parpol) Islam. Hasil itu menunjukkan penurunan tajam dibanding polling sebelumnya yang diadakan selama Pemilu 2009, dimana 29% mau  mendukung parpol Islam.
“Indonesia saat ini menjadi pasar terbuka bagi banyak gagasan,” ujar Greg Barton, guru besar dan pakar Indonesia dan Islam dari Monash University, Australia. “Kemunculan sejumlah habib seperti Habib Munzir menepis asumsi bahwa juru dakwah yang punya kekuatan membius massa hanya berasal dari golongan ekstremis.”
Orang-orang yang saat itu menghadiri pertemuan dua-mingguan Habib Munzir berkumpul sebelum maghrib. Lelaki dan perempuan, sebagian besar remaja, tiba di masjid daerah Pancoran, Jakarta Selatan, menggunakan motor. Di luar, pedagang kaki lima menjual berbagai DVD berisi kumpulan ceramah Habib Munzir. Ada pula yang berjualan sajadah, minyak wangi, dan tasbih.
Ketika sang habib akhirnya muncul pada pukul 20.30 WIB, jemaah mulai maju ke depan. Tabuhan gendang mengiringi pembacaan ratib yang berkisah tentang Nabi Muhammad. Kata seorang polisi, jumlah jemaah sekitar 30 ribu orang.
Setelah mendiami tempatnya, Habib Munzir mulai berbicara dengan suara bariton yang dalam dan lembut sebelum suaranya akhirnya menaik dan memberi penekanan pada tema ceramah: bagaimana umat Islam seharusnya menghiraukan video “Innocence of Muslims”. Menurut sang habib, film itu adalah ujian bagi umat Islam. Rebana kembali ditabuh. Majelis itu pun melantunkan puji-pujian kepada Nabi Muhammad.
Dalam wawancara yang dilakukan di rumahnya, Habib Munzir, yang memiliki sorot mata tajam, menyatakan umat Islam tak boleh terprovokasi oleh kelompok Kristen di California yang mendukung keberadaan video itu. “Mereka tak memahami ajaran Islam. Kita tak boleh berlebihan menanggapinya,” ujarnya. “Kalau tidak, kita akan hanyut dalam arus yang diciptakan oleh orang-orang yang tak mencintai Nabi dan ajaran-ajarannya.”
Puluhan orang tewas di berbagai negara akibat aksi protes menentang video “Innocence of Muslims,” film yang mengisahkan bagaimana Nabi Muhammad suka main perempuan dan punya perilaku seks menyimpang. Aksi protes itu memicu sebuah serangan di Libya yang menewaskan Duta Besar AS bagi negara tersebut.
Dalam ceramahnya, Habib Munzir cenderung mengangkat masalah keadilan dan toleransi sebagai tema. Ia juga kerap berbicara tentang kesetiaan dan penyalahgunaan obat. Habib Munzir memanfaatkan media sosial seperti Facebook serta layanan SMS sebagai bagian penyebaran ajarannya.
Dalam beberapa hal, popularitas Habib Munzir berakar kepada meningkatnya urbanisasi. Jutaan orang berbondong-bondong mendatangi kota besar seperti Jakarta dalam beberapa tahun terakhir. Hasilnya, banyak kaum muda Indonesia tidak mencicipi ajaran dari Pesantren. Golongan itu mendapatkan alternatif lain, seperti lewat Majelis Rasulullah pimpinan Habib Munzir.
Habib Munzir mulai berdakwah tahun 1998 pada saat republik ini tenggelam dalam kekacauan pasca kejatuhan Presiden Suharto. Ia dekat dengan anak-anak muda Jakarta yang terimpit oleh prahara ekonomi dan demokrasi.
“Mereka sering mendatangi saya dan mengadu tentang kesulitan yang mereka hadapi. Mereka bisa bercerita tentang perselingkuhan orangtuanya atau bahkan masalah mereka dengan pacar masing-masing,” kata sang habib. “Saya mencoba menenangkan mereka, membuat mereka lebih santai, dan melihat suatu hal dari sudut pandang lain.”
Besaran Organisasi Islam di Indonesia tidak memiliki ukuran pasti. Namun, kelompok sang habib ditengarai sebagai kelompok Islam moderat dengan jumlah pengikut terbesar. Jumlah pengikutnya mencapai ratusan ribu orang.
Selain itu, Indonesia punya kelompok moderat yang jauh lebih besar dan lebih tua: Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Kedua organisasi itu beranggotakan jutaan orang. Belakangan, mereka bahkan dianggap lebih birokratis.
Tetap saja kelompok garis keras seperti FPI masih menarik banyak remaja dalam skala nasional, demikian pandangan para analis. “Para juru dakwah lain menanamkan benih-benih kebaikan dan kebajikan serta menumbuhkannya,” kata ketua FPI, Salim Selon Alatas, yang juga dipanggil habib. Namun, FPI akan mengambil tindakan terhadap siapa saja yang dianggap sebagai ancaman bagi ajaran Islam: “Kami akan menjaga tanaman itu dan tugas kami membasmi hama yang menggangu tanaman itu.”
Ada bahaya lebih besar yang disemai oleh kelompok lain. Menurut pejabat tinggi aparat keamanan dan jaksa, organisasi penebar teror tengah mencari anak-anak muda untuk menjadi pelaksana pengeboman dan pembunuhan.
Bulan lalu, dua lelaki berusia 40an, Badri Hartono dan Rudi Kurnia Putra, ditahan dan dituduh merekrut para remaja belasan tahun serta awal 20an untuk dilatih merakit bom dan menyiapkan serangan ke kantor-kantor pemerintah. Keduanya tengah menunggu waktu untuk disidangkan. Kedua orang tersebut, maupun para pengacaranya, belum bisa dihubungi.
Popularitas Habib Munzir menandai upaya para pendakwah moderat untuk memakai caranya sendiri dalam mengajarkan ajaran Islam. Belasan pendakwah lain memanfaatkan sound system canggih dan bahkan tampil di TV untuk mendapatkan pengikut baru.
Abdullah Gymnastiar adalah salah satu juru dakwah yang kemudian jadi selebriti kelas nasional karena ajarannya yang sering menganjurkan tips hubungan seksual bagi suami yang memiliki lebih dari satu istri. Dia sendiri akhirnya kehilangan banyak pengikut perempuan karena memutuskan untuk berpoligami. Ia tak bisa dihubungi untuk dimintai komentar.
“[Para pendakwah] membawa dampak baik dengan mengupayakan terbentuknya pandangan moderat tentang Islam, terutama di kalangan muda,” kata Arif Zamhari, ilmuwan muda yang mengkaji pendakwah moderat.
Lembaga keamanan dan pejabat pemerintah pada beberapa kasus menyokong kelompok-kelompok seperti Majelis Rasulullah. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pernah menghadiri beberapa sesi. Gubernur Jakarta yang baru, Joko Widodo, saja menyempatkan waktu untuk menjenguk sang habib ketika diopname di rumah sakit.
“Layaknya politikus lain, mereka berharap popularitas orang-orang semacam itu akan menular,” ujar Prof. Greg Barton dari Monash University.
Habib Munzir berencana menyebarkan ceramahnya lewat YouTube untuk menggandeng pengikut lain di daerah. Ia mengumpulkan potongan-potongan rekaman dengan Nokia Communicator miliknya untuk membuat film yang bisa menandingigambaran Nabi Muhammad dalam “Innocence of Muslims.”
“Daripada melakukan aksi protes atau unjuk rasa, kita dapat menunjukkan makna sejati ajaran Nabi,” ujarnya. “Jika kita memilih aksi kekerasan, cara itu akan menghancurkan kita sendiri.”( wsj)

0 komentar:

Posting Komentar