Read more: http://pkt-studio.blogspot.com/2012/03/untuk-mencari-tutorial-cara-membuat.html#ixzz1yd6Hmdnt
Read more: http://pkt-studio.blogspot.com/2012/03/untuk-mencari-tutorial-cara-membuat.html#ixzz1yd6T3ElW

Kamis, 21 Februari 2013

Ingin Punya Anak, Tahanan Palestina Selundupkan Sperma

Ada sekitar 4500 warga Palestina berada di penjara-penjara Zionis Israel, menjalani hukuman untuk perjuangannya, di antaranya melakukan pelemparan batu terhadap tentara penjajah Israel.
Diantara mereka juga ada sejumlah istri berkeinginan untuk hamil dan memiliki anak. Meskipun suami dalam kondisi ditahan, bahkan dalam jangka waktu lama. Meskipun para tahanan  dilarang dikunjungi istri atau suaminya. Tapi selalu ada jalan untuk memperjuangkan kebaikan.
“Kami para istri akan merangkak menjadi tua, dan kemungkinan memiliki bayi di masa mendatang berkurang,” kata Rimah Silawi, 38 tahun, dalam pemberitaan laman The Australian, Kamis (7/2/2013). Ia telah hamil satu bulan setelah menjalani perawatan IVF yang menggunakan sperma suaminya di penjara itu.
Suaminya, Usamah, sedang menjalani hukuman seumur hidup karena membunuh seorang Israel dan tiga orang Palestina yang berkolaborator dengan militer Israel di kota Tepi Barat, Jenin, 22 tahun yang lalu.
Sukses ‘Menghamili’ Istri
Seorang dokter ahli kesuburan Palestina mengklaim telah menggunakan sperma beberapa tahanan Palestina di  penjara-penjara Zionis Israel untuk membantu istri mereka memiliki bayi. Sperma para tahanan itu berhasil keluar dengan cara diselundupkan, dan sejauh ini lima wanita telah hamil.
Dokter tersebut menyatakan, meskipun tampaknya peluang dan kondisi para tahanan sulit, tetapi upaya ini masuk akal.
Dr Salim Abu Khaizaran dari Pusat Razan untuk IVF di kota Tepi Barat, Nablus, mengatakan, ia telah mengumpulkan 40 sampel, dan istri 22 tahanan telah menjalani perawatan IVF. Lima telah sukses, termasuk seorang wanita yang melahirkan bayinya awal tahun ini.
Dia mengatakan, tingkat keberhasilan rendah karena kesulitan dalam mengangkut sampel. Di negara-negara Barat tingkat keberhasilan IVF sekitar 25 persen dalam kondisi rumah sakit dan pelayanan yang ideal.
Abu Khaizaran mengatakan, ia memberikan layanan gratis demi solidaritas dengan para tahanan. “Para istri tahanan menderita Mereka merasa kesepian karena suami mereka berada di belakang terali besi, beberapa tahanan bahkan menghabiskan seluruh hidup mereka di situ. Mereka sangat ingin memiliki bayi yang dapat membuat kehidupan mereka berbeda,” kata Abu Khaizaran.
Menjaga Nasab
Kerabat para tahanan menolak mengatakan bagaimana sperma dapat diselundupkan keluar, karena takut informasi tersebut akan membuat pemerintah Zionis Israel mencegah upaya lebih lanjut. Mereka mengatakan sampel biasanya dibawa keluar dalam tabung tetes mata.
Istri seorang tahanan mengatakan, suaminya menyembunyikan sampel dalam pakaian yang diizinkan untuk diberikan kepada pengunjung. Sampel itu kemudian segera dibawa ke klinik untuk dibekukan. Tenggang waktu sekitar 4 jam.
Dia tidak ingin identitas dirinya disebutkan karena takut suaminya akan dihukum.
Sungguh mulia usaha mereka untuk menjaga nasab. Mereka tetap berupaya menjaga kesucian, kehormatan dan melangsungkan silsilah keluarga. Terali besi dan kejahatan kaum Zionis tidak membuat generasi Palestina habis.

0 komentar:

Posting Komentar