Ada sekitar 4500 warga Palestina berada di penjara-penjara
Zionis Israel, menjalani hukuman untuk perjuangannya, di antaranya
melakukan pelemparan batu terhadap tentara penjajah Israel.
Diantara mereka juga ada sejumlah istri berkeinginan untuk hamil dan
memiliki anak. Meskipun suami dalam kondisi ditahan, bahkan dalam jangka
waktu lama. Meskipun para tahanan dilarang dikunjungi istri atau
suaminya. Tapi selalu ada jalan untuk memperjuangkan kebaikan.
“Kami para istri akan merangkak menjadi tua, dan kemungkinan
memiliki bayi di masa mendatang berkurang,” kata Rimah Silawi, 38 tahun,
dalam pemberitaan laman The Australian, Kamis (7/2/2013). Ia telah
hamil satu bulan setelah menjalani perawatan IVF yang menggunakan sperma
suaminya di penjara itu.
Suaminya, Usamah, sedang menjalani hukuman seumur hidup karena
membunuh seorang Israel dan tiga orang Palestina yang berkolaborator
dengan militer Israel di kota Tepi Barat, Jenin, 22 tahun yang lalu.
Sukses ‘Menghamili’ Istri
Seorang dokter ahli kesuburan Palestina mengklaim telah
menggunakan sperma beberapa tahanan Palestina di penjara-penjara Zionis
Israel untuk membantu istri mereka memiliki bayi. Sperma para tahanan
itu berhasil keluar dengan cara diselundupkan, dan sejauh ini lima
wanita telah hamil.
Dokter tersebut menyatakan, meskipun tampaknya peluang dan kondisi para tahanan sulit, tetapi upaya ini masuk akal.
Dr Salim Abu Khaizaran dari Pusat Razan untuk IVF di kota Tepi
Barat, Nablus, mengatakan, ia telah mengumpulkan 40 sampel, dan istri 22
tahanan telah menjalani perawatan IVF. Lima telah sukses, termasuk
seorang wanita yang melahirkan bayinya awal tahun ini.
Dia mengatakan, tingkat keberhasilan rendah karena kesulitan dalam
mengangkut sampel. Di negara-negara Barat tingkat keberhasilan IVF
sekitar 25 persen dalam kondisi rumah sakit dan pelayanan yang ideal.
Abu Khaizaran mengatakan, ia memberikan layanan gratis demi
solidaritas dengan para tahanan. “Para istri tahanan menderita Mereka
merasa kesepian karena suami mereka berada di belakang terali besi,
beberapa tahanan bahkan menghabiskan seluruh hidup mereka di situ.
Mereka sangat ingin memiliki bayi yang dapat membuat kehidupan mereka
berbeda,” kata Abu Khaizaran.
Menjaga Nasab
Kerabat para tahanan menolak mengatakan bagaimana sperma dapat
diselundupkan keluar, karena takut informasi tersebut akan membuat
pemerintah Zionis Israel mencegah upaya lebih lanjut. Mereka mengatakan
sampel biasanya dibawa keluar dalam tabung tetes mata.
Istri seorang tahanan mengatakan, suaminya menyembunyikan sampel
dalam pakaian yang diizinkan untuk diberikan kepada pengunjung. Sampel
itu kemudian segera dibawa ke klinik untuk dibekukan. Tenggang waktu
sekitar 4 jam.
Dia tidak ingin identitas dirinya disebutkan karena takut suaminya akan dihukum.
Sungguh mulia usaha mereka untuk menjaga nasab. Mereka tetap berupaya
menjaga kesucian, kehormatan dan melangsungkan silsilah keluarga.
Terali besi dan kejahatan kaum Zionis tidak membuat generasi Palestina
habis.
0 komentar:
Posting Komentar